LihatDulu - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengumumkan kepengurusan lengkap Demokrat periode 2015-2020. Tak terlalu jauh berbeda nama-nama yang SBY tunjuk sebagai pengurus seperti periode yang lalu.
SBY masih percaya dengan nama seperti Syarif Hasan, Amir Syamsuddin, EE Mangindaan sampai Max Sopacua untuk menjabat di pengurus inti partai berlambang bintang Mercy itu. Bahkan SBY mengakomodir kader yang diketahui dulu loyal dengan mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum untuk masuk kepengurusan, seperti Saan Mustopa, Ahmad Mubarak dan Umar Arsal.
Namun tidak semua para petinggi Demokrat rupanya kembali duduk di kursi kepengurusan. Salah satu mantan petinggi yang tak masuk kepengurusan yakni Marzuki Alie. Padahal Marzuki pada periode lalu merupakan wakil ketua majelis tinggi Demokrat mendampingi SBY.
Marzuki selalu menduduki jabatan prestisius selama Demokrat berkiprah di jagat politik Tanah Air. Bahkan, Marzuki sempat menjadi sekjen Demokrat periode 2004 sampai 2009 mendapingi Ketua Umum Demokrat Hadi Utomo.
Marzuki kerap melawan SBY
Sosok Marzuki Alie memang dikenal kerap melakukan 'perlawanan' kepada SBY. Misalnya saja, saat Demokrat menggelar kongres tahun 2010 di Bandung. SBY tak ingin Marzuki maju sebagai calon ketua umum karena lebih merestui Andi Mallarangeng, Namun Marzuki tetap nekat maju. Sebelum akhirnya dikalahkan oleh Anas Urbaningrum.
Tidak cuma itu saja, Marzuki kembali melakukan perlawanan kepada SBY saat Demokrat hendak menggelar kongres ke-IV Mei lalu. Dia menyebut, SBY sudah bukan levelnya lagi untuk menjadi calon ketua umum. Marzuki justru berniat mencalonkan diri dalam kongres itu.
Jelang perhelatan kongres di Surabaya itu, Marzuki juga kerap bermanuver dengan menyebut bahwa perhelatan tertinggi partai tersebut tidak berjalan demokratis dan terkesan ada pemaksaan. Marzuki bersama Gede Pasek Suardika melakukan perlawanan kepada SBY. Dia menyebut SBY lebih pantas jadi dewan syuro ketimbang berkompetisi di kongres kala itu.
"Saya yakin mayoritas kader sayang dengan SBY, tidak ingin membuat SBY menjadi terbebani, menjadi Dewan Syuro lebih terhormat," ucap Marzuki saat itu.
Namun pada akhirnya, dengan suara mayoritas kader, SBY kembali didaulat sebagai ketua umum Demokrat periode 2015-2020. Di detik-detik terakhir pun Marzuki akhirnya mendukung penuh pencalonan SBY kembali jadi ketua umum.
Setelah resmi menjabat ketua umum, SBY pun telah menunjuk nama-nama kepengurusan Demokrat periode yang baru. Sayang, dari sebanyak itu kursi pengurus, tak satupun tempat disediakan oleh SBY untuk Marzuki.
Marzuki hanya menanggapi singkat dan santai terkait nama-nama kepengurusan baru Demokrat itu. Dia nampaknya tak mau ambil pusing dengan tidak adanya jabatan buat dirinya di Demokrat sekarang.
"Alhamdulillah," kata Marzuki singkat ketika dimintai tanggapan dirinya tak masuk jadi pengurus.
(merdeka.com)
